Susah untuk menjawab secara tepat karena
keawetan sebuah mesin sebenarnya tergantung dari perawatan siempu. Jadi
dalam opini pribadi…apapun mereknya jika sampeyan santai dan ogah-ogahan
mengganti oli mesin, dipastikan bakal cepat ambrol. Oli sebagai pelumas
dimesin 4 tak ibarat darah yang mengalir ditubuh kita. Setiap jengkal
sirkulasi yang melapisi permukaan jerohan adalah pelindung bagi part
yang bergesekan. Fungsinya yang vital menjadikan oli dinobatkan sebagai
kunci keawetan umur engine. Lha terus…pertanyaannya, awet mana nih
Yamaha melawan Honda??…..
IWB dulu adalah pemakai Honda Megapro
lansiran 2002. Suka duka memiliki produk sayap mengepak selama 8 tahun
menjadikan IWB hafal betul karakter sikuda besi. Percaya atau tidak??
satu tahun pertama merupakan moment menjengkelkan bagi IWB. Ada saja
masalah yang mendera diluar sisi engine. Seperti tromol belakang yang
oval (menurut mekanik) alhasil jika motor direm, maka tuas dikaki turun
naik secara halus. Kemudian pada umur 9 bulan, suara blok silinder kasar
seperti rantai keteng kendor. Setelah dicek oleh kepala mekanik Wahana
Lebak Bulus bernama Erwin, doi menemukan clearance blok dan silinder
terlalu renggang. Untungnya kekesalan sedikit terobati sebab semua
ditanggung klaim garansi tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun….
Masalah selesai?? tidak brosis. Pada umur
1,5tahun..engine ndut-ndutan jika terkena hujan deras. Parahnya seluruh
mekanik yang IWB kunjungi hanya memberikan analisa ngawur tanpa mampu
memberikan solusi. Ada yang bilang kompresi bocor (ini paling parah nih
), serta kabel konslet. Yang terakhir lumayan pintar sayang finishing
kurang greget. Motor hanya sembuh sementara. Penyakit mogok kembali
terjadi kala hujan deras mengguyur Jakarta. Lelah….letih, kesal menjadi
biang awal niat IWB untuk menjual tunggangan yang baru berumur 1,5
tahun. Curhat keteman IWB seorang engineering dan tidak
menyangka….ternyata dialah dewa penolong. Menggunakan avometer, Soekarno
ngecek satu persatu kabel lewat lampu depan. Hanya butuh 2 menit doi
langsung membuka tutup casing sebelah kiri. Didekat sasis bergerombol
kabel dibungkus karet. Disana terlihat soket kabel gosong berwarna hitam
mengakibatkan seluruh kabel saling nempel. Tidak heran jika air masuk
membuat koneksi bermasalah. Akhirnya problem solved!!. Apakah jadi
dijual??….![Byson](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_t75O1NsKpTGqDZsXKTvsWAxAAHM3GShkc6Pk2YfrU9ANaGLiymYfsEMQvra4xQiGNrBCKMKo4bHSMdyvh8wgea7v4A5voSkpbZ2PBH6hm0CVc1mc-nwAp0AJc2nbzwOKvtSOlx54bUIA=s0-d)
Tidak!!. Karena setelah itu siMegy
melenggang tanpa masalah. Herannya IWB merasa lari makin ngacir. Periode
berganti. Pada umur 5 tahun kompresi mesin tetap padat berisi. Padahal
tidak jarang IWB sering menggeber hingga gas mentok dan main selip
kopling. Jeritan RPM tinggi sudah menjadi makanan sehari-hari. Maklum
bro…kala itu adrenalin gampang terpompa akibat umur yang masih kepala
dua. Menginjak motor usia 8 tahun, IWB tetap tidak merasa adanya
penurunan power. Dipertegas ungkapan mekanik langgangan yang mengatakan
bahwa kondisi sikuda besi masih prima tidak perlu servis besar. Salut
tenan dengan mesin racikan Honda. So untuk mengail speed
125km/jam??…cing cai brosis. Lari?? tidak kalah dengan sang kakak
sekalipun. So pada periode 8 tahun memiliki Megy IWB hanya dua kali
ganti kampas kopling serta 3 kali rantai keteng. Kesimpulan?? untuk
masalah durability, engine Honda IWB acungin jempol!!. Terus kepriye
dengan Yamaha??….
Porsi problem secara keseluruhan lebih
minim dibanding pabrikan sayap mengepak. Komparasi bisa IWB sandingkan
dengan sikebo Byson. Dibuku diary IWB, paling hanya speedometer
mengembun yang muncul diawal-awal memiliki sikuda besi. Inipun langsung
diganti tanpa banyak ba bi bu. Mesin?? memiliki selama 1,5 tahun nyaris
tiada keluhan. Yang bisa IWB ingat adalah rembesan oli tipis dipacking
(klaim) serta tutup oli (ganti seal sendiri Rp. 2500). Selebihnya??…zero
complaint. Nah…tapi keawetan dalam jangka panjang yang belum kelihatan
brosis. Sebagai informasi, treatment IWB tidak ada perbedaan dibanding
tunggangan lawas. Satu bulan sekali ganti oli dan perdua bulan sekali
servis. Apakah engine Yamaha mampu tetap prima hingga 5 atau 8 tahun
kedepan seperti Honda??. Maaf, IWB tidak bisa menjawab sebab baru 1,5
tahun mempunyai produk garputala (sport). Mungkin IWB serahkan ke-brosis
semua untuk menjawab pertanyaan diatas. Awet mana mesin Yamaha vs.
Honda?? monggo berikan testimoninya….(iwb)
Sumber : http://iwanbanaran.com/
2 komentar:
kalo ane sih masih pilih honda sama vespa, pernah punya suzuki fr80 1984, suzuki a100 1994,shogun 1996, yamaha alpha 1991,mio 2007, vespa ps 1981, honda c70 1978, honda cb100, honda win, supra x 100 2003, supra x 125 2009, yang masih awet sampe skrg honda c70, supra x 2003, supra x 125, dan vespa ps. prdoduk honda awet bro, yamaha suzuki smakin tua semakin turun performanya. honda cb sama win dijual krn dah jarang naik turun gunung lagi maklum dah tua.
bagusan mesin yamaha,kalau rusak ga merembet kemana2 kalau honda sekali rusak pusing....merembet kemana2 ga percaya tanya sama tukang bengkel pinggiran yakin mesin yamaha paling bagus
Posting Komentar